catchsmile
Ilustrasi.
Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucu sang ibu itu sudah beberapa. Orang-orangpun masih mengenal masa lalu ibu itu yang berkelimpahan.
Namun, ibu itu tak pernah kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli. Wahai Ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?
“Harapan, Nak! Jangan pernah kehilangan harapan. Bukankah seorang guru pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya.”
Ya, karena harapanlah kita menanam pohon, meski kita tahu bahwa kita tidak akan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kita kehilangan harapan, kita kehilangan seluruh kekuatan untuk menghadapi dunia. Dan harapan yang paling nyata adalah kasih Tuhan, yang akan selalu membantu dan menolong umatNya. (BMSPS)
No comments:
Post a Comment