Pemimpin Juga Manusia....

Membaca judul artikel ini, sebagian dari Anda mungkin ada yang merasa kurang nyaman atau kurang enak. Ya, artikel kali ini memang membahas mengenai seorang pemimpin yang meminta maaf kepada bawahannya. Jika seorang pemimpin meminta maaf kepada orang dengan pangkat atau posisi lebih rendah, bagaimana menurut Anda?

Seorang pemimpin juga manusia. Manusia takkan pernah luput dari kesalahan. Tidak jarang seorang pemimpin berbuat salah dalam tim, baik dalam keputusan maupun eksekusi keputusan, atau bahkan pada saat membuat perencanaan. Bukan tidak mungkin juga seorang pemimpin berbuat kesalahan dengan mengeluarkan kata-kata yang entah tanpa sengaja menyinggung bawahannya, atau menunjukkan sesuatu yang membuat bawahan menjadi tidak senang.
Sudah selayaknya orang yang bersalah meminta maaf. Namun apakah layak pemimpin melakukannya? apalagi kepada orang yang dipimpinnya?

Semua bermula dari mindset apa yang sesungguhnya dibangun oleh sang pemimpin tentang aktivitas “mengakui kesalahan”. Saat seorang pemimpin memandang dirinya adalah sosok di atas segalanya, maka ia anggap dirinya sebagai “Tuhan” baru di dalam tim yang tak pernah salah dan tak boleh cacat. Saat ada kesalahan, sang pemimpin berusahan menutupinya karena harus tetap tampak sempurna. Bagi pemimpin seperti ini, meminta maaf adalah sikap memalukan karena artinya mengakui bahwa ia bisa saja salah.
Sebaliknya, saat seorang pemimpin mampu memandang diri apa adanya sebagai manusia biasa, maka ia sudah siap sebagai pribadi yang bisa salah. Pemimpin seperti ini membutuhkan orang lain untuk bisa maju bersama. Karena itu ia akan menghargai keberadaan timnya sebagai bagian penting dalam mewujudkan tujuan bersama, bukan entitas sampingan yang ada atau tidak, tak ada bedanya. Pemimpin ini memandang kesalahannya sebagai hal yang memang bisa terjadi sebagai manusia. Baginya, meminta maaf adalah perbuatan terhormat, karena mengakui kesalahan dan berkomitmen memperbaiki adalah sebuah langkah untuk perbaikan diri serta tim untuk mendekatkan dirinya dan tim yang dipimpin kepada tujuan.
Pemimpin seperti apa Anda? apakah pemimpin yang menganggap diri sempurna tanpa cacat? atau pemimpin yang mau menerima diri apa adanya dan mau maju bersama tim sebagai satu kesatuan tak terpisahkan?
Dan percayalah, setiap orang akan lebih menghargai orang lain yang berjiwa besar untuk mau terbuka mengakui kesalahan dan siap berkomitmen memperbaiki diri. Bukannya memalukan, seorang bawahan justru akan lebih respek kepada pemimpin yang mampu melakukannya. Maka, pemimpin terhormat adalah pemimpin dengan sikap dan kerelaan untuk meminta maaf, mengakui kesalahan, dan siap memperbaiki diri.
Anda takkan kehilangan wibawa dengan meminta maaf. Sebaliknya, keberanian Anda meminta maaf akan menaikkan wibawa Anda ke tingkat yang takkan Anda bayangkan sebelumnya.

No comments:

Post a Comment