Step by Step

“Hangat-hangat tai kucing”
Sebutan ini biasanya dialamatkan bagi orang-orang yang dalam belajar atau melaksanakan sebuah pekerjaan begitu semangat di awal dan bisa diandalkan, namun tidak berapa lama di tengah jalan kinerjanya terus menurun hingga jauh di bawah harapan, dan pola tersebut selalu berulang dimanapun ia bekerja atau melakukan aktivitas.

Pernah memiliki teman, rekan kerja, atau bawahan seperti itu? selalu tampak sangat meyakinkan di awal, manun juga selalu menurun drastis kinerjanya di tengah pelaksanaan.
Sesungguhnya, orang-orang HHTK (Hangat Hangat Tai Kucing) adalah pemilik potensi besar dengan semangat belajar dan kerja tinggi serta selalu ingin memberikan yang terbaik. Namun, seseorang menjadi HHTK karena ia belum bisa mengelola energi, tenaga, serta pikirannya dalam melakukan pekerjaan. Akibatnya, semangatnya begitu menggebu di awal dengan aksi yang besar, namun segera kelelahan dan mengalami kejenuhan.

Sikap HHTK terjadi karena mengabaikan cara kerja bertahap. Maksudnya bagaimana?
Setiap manusia bisa mengerjakan dengan baik sesuai dengan kapasitas dirinya. Kapasitas diri akan sebuah pekerjaan meningkat seiring dengan semakin banyak pekerjaan itu dipelajari dan dilakukan. Hal ini tentu membutuhkan waktu dan proses tertentu.
Pada orang HHTK, semangatnya mendahului kapasitas. Dalam beberapa kasus ini bagus, karena bisa mengangkat orang tersebut ke level yang lebih tinggi dengan waktu lebih singkat. Namun resiko kejenuhannya lebih besar, apalagi jika orang-orang yang bekerja satu tim dengannya tidak bisa mengikuti kecepatan semangat orang-orang HHTK ini.

Penyebab lainnya, orang-orang HHTK seringkali terlalu berorientasi hasil di awal, dan ingin hasil bagus datang dengan cepat. Karena itulah ia mengeluarkan segenap tenaga maksimalnya di awal agar hasil bagus itu segera tercapai. Akibatnya, mereka mengabaikan hukum proses dan tidak mau benar-benar berproses. Saat hasil datang tidak sesuai harapan, mereka mudah kecewa dan semangatnya mengalami penurunan.
Karena itulah, agama saya, Islam mengajarkan bahwa amal yang sedikit-sedikit tapi rutin itu lebih dicintai Allah daripada amal besar namun hanya dilakukan sekali dan seterusnya tidak dilakukan lagi. Misalnya, membaca Al-Qur’an, lebih baik selembar atau dua lembar per hari (jika memang baru mampu segitu dan baru memulai rutin mengaji) tapi rutin dengan dilakukan terus-menerus tanpa putus, daripada membaca Al-Qur’an 3 juz dalam sehari setelah itu selama 3 bulan Al-Qur’an tidak pernah disentuh sama sekali. Saya menangkap sebuah hikmah di sini bahwa agama saya telah mengajarkan kita untuk berproses dalam belajar dan menjalani tahapan tertentu.

Tahapan yang dimaksud kira-kira mirip dengan sekolah. Saat SD, kita pasti mulai dari kelas 1, lalu kelas 2, 3 dan seterusnya. Kita tidak akan diberikan beban kelas 5 SD saat beban kelas 4, 3, dan 2 SD terlewati. Dalam mengerjakan sebuah pekerjaan dan amanah pun begitu. Kita perlu mengukur tenaga bahwa usia pekerjaan yang kita lakukan bisa jadi sangat panjang, sehingga kita harus mengelola diri untuk mendistribusikan energi, tenaga, dan pikiran secara teratur dan tepat. Begitu juga saat kita menuntut orang lain untuk belajar dan meningkatkan dirinya.

Pada akhirnya, dengan melakukan sesuatu secara bertahap, mungkin kita akan jenuh juga dengan apa yang kita lakukan. Namun jenuhnya berbeda. Saat tingkatan tertentu sudah benar-benar kita kuasai, kita jenuh mengerjakan hal yang menurut kita sudah mudah untuk dilakukan, sehingga kita menginginkan tingkat tantangan yang lebih tinggi lagi. Hal ini tentu berbeda dengan jenuh karena merasa sudah melakukan banyak hal dan memberikan lebih. Keinginan untuk tantangan baru itu terjadi seterusnya sehingga kapasitas diri kita akan selalu meningkat dari waktu ke waktu.

Fokuslah pada proses, yaitu konsistensi dalam berproses itu sendiri. Mulailah dari apa yang bisa kita komitmenkan untuk dikerjakan secara konsisten, bukan sekedar mampu dilakukan saja. Bersabarlah dengan tahapan, karena tahapan itu menajamkan dan menumbuhkan akar semakin mendalam di bawah tanah sehingga ia siap menopang dahan yang tinggi menjulang. Dengan proses yang terbaik, ada kemungkinan besar hasil terbaik sudah menunggu di garis finish ^_^

No comments:

Post a Comment